A.
Pengertian Kalimat
Kalimat menurut M. Ramlan (1981:12)
adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
nada akhir turun naik. Menurut Finoza kalimat adalah bagian ujaran yang
mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
Unsur pembentuk kalimat
1. Pikiran yang lengkap yang terkandung di dalamnya;
2. Susunan kata yang menjadi bentuk ekspresi;
3. Senyapan yang mendahului kalimat dan perhentian yang mengakhiri kaimat serta jeda;
4. Intonasi yang menyatakan kelengkapan kalimat.
B.
Unsur-unsur Kalimat
Unsur
kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia
lazim disebut jabatan kata atau peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P),
objek (O), dan keterangan (K).
Contoh:
(S) Pembawa acara yang kocak itu//membeli//bunga.
S P O
(P) Indra//(adalah) pembawa acara yang kocak.
S P
(O) Madona//menelpon// pembawa acara yang kocak.
S P O
(Pel) Pesulap itu//menjadi // pembawa acara yang kocak.
S P Pel
(Ket) Si Fulan//pergi//dengan pembawa acara yang kocak.
S P Ket
C.
Fungsi kalimat
a.
Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana (subjek). Predikat juga menyatakan
sifat, situasi, status, cirri atau jati diri subjek. Sebagai P dalam kalimat
adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa
kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi juga
numerelia, nomina, atau farsa nominal.
Contoh:
1) Kuda meringik.
2) Ibu sedang tidur siang.
3) Putrinya cantik jelita
4) Kota Jakarta dalam keadaan aman
5) Kucingku belang tiga.
6) Robby mahasiswa baru.
7) Rumah Pak Hartawan lima.
Bandingkan
dengan contoh berikut, adakah predikatnya?
1) *Adik saya yang gendut lagi lucu itu …
2) *Kantor kami yang terletak di Jalan Gatot Subroto …
3) *Bandung yang terkenal sebagai kota kembang …
1) *Adik saya yang gendut lagi lucu itu …
2) *Kantor kami yang terletak di Jalan Gatot Subroto …
3) *Bandung yang terkenal sebagai kota kembang …
b.
Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku,
tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi
pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/farsa benda,
klausa, atau frasa verbal.
Contoh:
1) Ayahku sedang melukis.
2) Meja direktur besar.
3) Yang berbaju batik dosen saya.
4) Berjalan kaki menyehatkan badan.
5) Membangun jalan layang sangat mahal
Bandingkan dengan contoh berikut.
1) *Bagi siswa sekolah di larang masuk.
2) *Di sini melayani resep obat generik.
3) *Melamun sepanjang malam.
c.
Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek
pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di
belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib
hadirnya O.
Contoh:
1) Nurul menimang ….
2) Arsitek merancang ….
3) Juru masak menggoreng ….
1) Nurul menimang ….
2) Arsitek merancang ….
3) Juru masak menggoreng ….
Jika p diisi verba intransitive, O tidak diperlukan. Contoh:
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.
d. Pelengkap
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.
d. Pelengkap
Pelengkap (Pel.) adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga
ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat
berupa nomina frasa nominal, atau klausa.
Namun antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh:
Ketua MPR// membacakan// pancasila.
S P O
Banyak parpol//berlandaskan // pancasila.
S P Pel.
Contoh lain kalimat yang menagndung unsur pelengkap.
Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
Annisa mengirimi kakeknya kopiah beludru.
Ketua MPR// membacakan// pancasila.
S P O
Banyak parpol//berlandaskan // pancasila.
S P Pel.
Contoh lain kalimat yang menagndung unsur pelengkap.
Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
Annisa mengirimi kakeknya kopiah beludru.
d.
Keterangan
Keterangan (Ket.) adalah bagian kalimat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur ket. dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir.
Contoh:
Contoh:
ekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas.
Rustam sekarang sedang belajar.
Lia memotong roti dengan pisau.
Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya.
Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati.
D. Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara
tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Enam syarat kalimat efektif, yaitu (1) kesatuan. (2) kepaduan. (3) keparalelan.
(4) ketepatan. (5) kehematan. (6) kelogisan.
1) Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh kalimat tidak jelas kesatuan gagasannya:
a. Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).
b. Pihak yayasan dibantu oleh bank yang membantu kredit untuk membangun sekolah baru.
2) Kepaduan
Kepaduan maksudnya adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsure-unsur pembentuk kalimat.
a. Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (subjeknya tidak jelas).
b. Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
3) Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsure-unsur yang sama drajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Contoh:
a. Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.
b. Dalam rapat itu diputuskan tiga halpokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi waktu penyiaran iklan, dan menggencarkan pemasaran.
4) Ketepatan
Ketepatan maksudnya adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsure-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh:
a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah dalam pemakaian sehingga)
b. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
5) Kehematan
Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Contoh:
a. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.
b. Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian
6) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis.
contoh:
a. Kepada Bapak rector, waktu dan tempat kami persilakan.
b. Dengan mengucapkan syukur kepada tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya.
1) Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh kalimat tidak jelas kesatuan gagasannya:
a. Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).
b. Pihak yayasan dibantu oleh bank yang membantu kredit untuk membangun sekolah baru.
2) Kepaduan
Kepaduan maksudnya adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsure-unsur pembentuk kalimat.
a. Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (subjeknya tidak jelas).
b. Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
3) Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsure-unsur yang sama drajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Contoh:
a. Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.
b. Dalam rapat itu diputuskan tiga halpokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi waktu penyiaran iklan, dan menggencarkan pemasaran.
4) Ketepatan
Ketepatan maksudnya adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsure-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh:
a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah dalam pemakaian sehingga)
b. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
5) Kehematan
Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Contoh:
a. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.
b. Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian
6) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis.
contoh:
a. Kepada Bapak rector, waktu dan tempat kami persilakan.
b. Dengan mengucapkan syukur kepada tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya.
E.
Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia
Dalam
pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering
dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan
pesan yang disampaikan.
A. Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
A. Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Pleonasme
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam
a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
terjadi sejak April (benar)
terjadi mulai April (benar)
mulai terjadi sejak April (pleonasme)
b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali
kasus-kasus (benar)
kumpulan kasus (benar)
kumpulan kasus-kasus (pleonasme)
tarik-menarik (benar)
saling menarik (benar)
saling tarik-menarik (pleonasme)
c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya
sudah cukup jelas
Contoh:
Teknologi telekomunikasi semakin maju ke depan.
Contoh:
Teknologi telekomunikasi semakin maju ke depan.
2. Kontaminasi
Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris
contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan
‘kerancuan’. Rancu artinya ‘kacau’ dan kerancuan artinya ‘kekacauan’. Yang
dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan
kata. Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah
bentuk. Kata yang salah disusun menimbulkan frasa yang kacau atau kalimat
yang kacau.
Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih.
Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih.
Contoh kontaminasi imbuhan:
(meng+kesamping+kan)→mengesampingkan (benar)
(men+samping+kan) →menyampingkan (benar)
↓
mengenyampingkan
(kontaminasi)
Contoh kontaminasi frasa:
Kadang-kadang (benar)
Ada kala(nya) (benar)
Kadang kala (kontaminasi)
Berulang-ulang (benar)
Berkali-kali (benar)
Berulang kali (kontaminasi)
Contoh kontaminasi kalimat:
Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (benar)
Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat. (benar)
Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi)
Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frasa terikat
Contoh:
Pustaka itu peneliti akan rujuk. (tidak baku)
Pustaka itu akan peneliti rujuk. (baku)
B. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan
(meng+kesamping+kan)→mengesampingkan (benar)
(men+samping+kan) →menyampingkan (benar)
↓
mengenyampingkan
(kontaminasi)
Contoh kontaminasi frasa:
Kadang-kadang (benar)
Ada kala(nya) (benar)
Kadang kala (kontaminasi)
Berulang-ulang (benar)
Berkali-kali (benar)
Berulang kali (kontaminasi)
Contoh kontaminasi kalimat:
Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (benar)
Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat. (benar)
Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi)
Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frasa terikat
Contoh:
Pustaka itu peneliti akan rujuk. (tidak baku)
Pustaka itu akan peneliti rujuk. (baku)
B. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan
kata tugas
Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:
a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan
Contoh:
Hipotesis daripada penelitian ini terbukti. (tidak tepat)
Hipotesis penelitian ini terbukti.(baku)
b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan
Contoh:
Dalam penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (tidak baku)
Penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (baku)
c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan
Contoh:
Data dikumpulkan sesuai kriteria yang sudah ditentukan. (tidak baku)
Data dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. (baku)
Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:
a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan
Contoh:
Hipotesis daripada penelitian ini terbukti. (tidak tepat)
Hipotesis penelitian ini terbukti.(baku)
b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan
Contoh:
Dalam penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (tidak baku)
Penyusunan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. (baku)
c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan
Contoh:
Data dikumpulkan sesuai kriteria yang sudah ditentukan. (tidak baku)
Data dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. (baku)
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar