Akuntansi Internasional # (Softskill)
Kelompok 8
Nama Kelompok :
1. Imamatul Husni (23212645)
2. Indah Pertiwi (23212671)
3. Shanty Dewi (26212956)
Sejarah Negara Yugoslavia, Inflasi dan Cara Mengatasi
Inflasi
Yugoslavia
(berarti “Slavia Selatan”) merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah
Balkan, disebelah tenggara Eropa, dari tahun 1918 sampai tahun 2003. Dalam
perjalanannya, negara ini pernah berbentuk kerajaan dan republik. Negara ini
beribukota di Beograd.
1918 :
Setelah
dibubarkannya Kekaisaran Austria-Hongaria setelah Perang Dunia I maka “Kerajaan
Bangsa Serbia, Kroasia, dan Slovenia” didirikan dengan Peter I dari Serbia
sebagai raja. Bibit untuk konflik dimasa datang sudah ditaburkan mulai saat
ini. Serbia menginginkan sebuah negara kesatuan padahal Kroasia menginginkan
sebuah federasi. Pada tahun 1928, Kroasia mencoba melepaskan diri setelah
seorang anggota parlemen dari Kroasia dibunuh. Raja Alexander, sejak 1921,
bereaksi keras dengan membubarkan parlemen dan mencanangkan diktatorialisme.
1929 :
Nama negara
diubah mjenjadi Kerajaan Yugoslavia. Raja Yugoslavia, Alexander, dibunuh di
Paris, Prancis, oleh kelompok nasionalis ekstrim Makedonia-Kroasia.
1939 :
Kroasia
mendapatkan lebih banyak otonomi.
1941-1945 :
Wali Raja
Yugoslavia, Pangeran Paulm terpaksa menandatangani persetujuan kerjasama dengan
Poros Jerman-Italia-Jepang. Akan tetapi para perwira Serbia yang anti-Jerman berontak
dan menggulingkan pemerintahannya. Hitler marah dan menyerang Yugoslavia.
Negara Balkan tersebut jatuh dengan cepat, terutama karena etnis-etnik non
Serbia banyak yang bergabung dengan para penyerbu. Setelah menaklukan negeri
itu, Hitler memecah-belah negeri tersebut dibawah penduduk Poros dan rezim
boneka lokal. Atas perintah Hotler,
bekasi propinsi Kroasia, Bosnia, dan Hercegovina digabungkan ke dalam negara
boneka Kroasi sementara wilayah sebagian besar Kosovo, Montenegro Selatan dan
Makedonia Barat digabungkan ke dalam Negara Albania Raya. Penduduk Yugoslavia
kemudian bangkit melawan pasukan penduduk dan bergabung dengan dua kekuatan
gerilya utama : kaum Chetnik yang didominasi orang Serbia penduduk raja dan
kaum Partisan pimpinan Tito yang komunis. Yugoslavia pada masa ini menjadi
medan pertempuran berdarah, dimana penduduknya bukan hanya memerangi pasukan
pendudukan Poros, namun juga saling membantai antara sesama warga suatu
preseden bagi perang antara etnis tahun 1990-an. Di Negara Kroasia Merdeka,
kaum nasionalis ekstrim Kroasi bekerjasama dengan kaum Muslim Bosnia berusaha
membersihkan negara boneka tersebut dari orang-orang Serbia, Yahudi dan Jipsi. Antara tahun 1941-45, kaum
Ustasa-Muslim telah membantai 750.000 orang Serbia, 60.000 Yahudi dan 25.000
Jipsi. Pembersihan etnis juga terjadi di Negara Albania Raya, dimana kaum
militan Albania mengusir dan membunuh puluhan ribu orang Serbia dan orang
Slavia Ortodoks lainnya, terutama di Kosovo dan Makedonia Barat, dan
menggantikannya dengan para pendatang Albania dari wilayah Albania. Tragedi ini
membuat trauma yang mendalam terhadap bangsa Serbia.
1943 :
Federal
Diplomatik Yugoslavia diproklamasikan oleh para partizan komunis. Negoisasi
dengan pemerintahan Kerajaan Yugoslavia dalam pengansingan terus dilakukan,
sementara wilayah Kewrajaan Yugoslavia masih diduduki oleh sekutu.
1944 :
Para partizan
komunis dipimpin oleh Tito membebaskan Beograd pada bulan Oktober dengan
bantuan tentara Uni Soviet.
1945 :
Nazi Jerman
menyerah, para partizan mengambil alih kekuasaan di seluruh bagian negara. Pada
tanggal 29 November, Raja Peter II dimakzulkan oleh Majelis Konstituante
Komunis Yugoslavia saat masih dalam pengasingan. Pada tanggal 2 Desember,
pemerintah komunis menyatakan seluruh wilayah ini sebagai bagian Federal
Demokratik Yugoslavia.
1946 :
Pada tanggal
31 Januari, Federal Demokratik Yugoslavia berganti nama menjadi Republik Rakyat
Federal Yugoslavia. Negara ini terdiri dari : Serbia, Kroasia, Slovenia,
Bosnia-Herzegovina, Montenegro dan Republik Makedonia serta dua daerah otonom
yang menjadi bagian Serbia : Kosovo dan Vijvodina.
1948 :
Melepaskan
diri dari pengaruh Uni Soviet. Yugoslavia ingin berjalan sendiri dalam
melaksanakan paham komunisme.
1961 :
Kekuatan vokal
dalam pembentukan KTT Negara Non Blok.
1963 :
Pada tanggal 7
April, Republik Rakyat Federal Yugoslavia berganti nama menjadi Republik
Federal Sosialis Yugoslavia dan Tito diangkat menjadi presiden seumur hidup.
1980 :
Tito
meninggal, perbedaan antaretnis mulai nampak, terutama ketika pada akhir tahun
1980an terjadi krisis ekonomi. Diskriminasi terhadap penduduk Serbia dan No
Albania lainnya di Kosovo menyebabkan ribuan orang mengungsi dari propinsi
tersebut. Hal tersebut membuka kembali lika lama orang Serbia dan mendorong
terpilihnya Slobodan Milosevic yang mengajukan program-program nasionalis
Serbia sebagai presiden Serbis : status otonom Kosovo dan Vojvodina ditiadakan.
Nasionalisme berdasarkan etnisitas menjadi marak.
1990 :
April pemilu
di negara-negara bagian. Di Slovenia dan Kroasia, daerah terkaya, partai pro
kemerdekaan menang. Di Serbia dan Montengero, partai komunis menang.
1991 :
Pada tanggal
25 Juni, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan. Tentara Federak
(terutama beranggotakan orang Serbia) mengintervensi. Akan tetapi perang di
Slovenia hanya berlangsung 7 hari karena penduduk disana nyaris homogen
sehingga tidak ada kepentingan warga Serbia yang terancam. Dibandingkan dengan
Slovenia yang memiliki penduduk homogen, perang di Kroasia berlangsung sengit
dan lama serta kejam karena ingatan sejarah Perang Dunia II maupun besarnya komunitas
Serbia di wilayah tersebut. Ketika Republik Makedonia, bnegara bagian
termiskin, memerdekakan diri pada tanggal 8 September, Tentara Federal diam
saja.
1992 :
Penduduk
Muslim dan Kroasia di Bosnia-Herzegovina memilih untuk merdeka dan mendeklarasikan
negara Bosnia-Herzegovina. Penduduk Serbia Bosnia menolak hasil tersebut dan
berusaha membentuk negara terpisah dengan bantuan Tentara Federal, yaitu
Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina yang kemudian menjadi Republik Srpska.
Sekali lagi, perang di Bosnia-Herzegovina berlangsung sengit dan kejam karena
alasan trauma sejarah. Dari enam negara bagian hanya Serbia dan Montenegro yang
tertinggal, yang kemudian membentuk Republik Federal Yugoslavia pada tanggal 28
April 1992.
1995 :
Perjanian
Daytob mengakhiri perang di Bosnia-Herzegovina.
1999 :
Pecah
pemberontakan orang Albania di Kosovo. Upaya memadamkan pemberontakan tersebut
oleh Serbia menyebabkan banjirnya kaum pengungsi Albania ke wilayah tetangga.
NATO tanpa mandat PBB menyerang Serbia. Milosevic menyerah dan Kosovo diberikan
dibawah pengasawan internasional. Giliran penduduk Serbia yang dibersihkan
secara etnis oleh KLA. Kelompok gerilyawan Albania ini juga mengahancurkan
banyak peninggalan budaya Serbia di Kosovo sebagai jalan menghapuskan jejak
orang Serbia disana. Tujuan utama KLA sendiri adalah menggabungkan Kosovo dan
berbagai wilayah Balkan lainnya yang dihuni orang Albania ke dalam suatu Negara
Albania Raya, seperti yang terjadi pada masa Perang Dunia II. Pemberontakan
orang Albania meluas ke Makedonia, yang sebelumnya dengan tangan terbuka
menerima pengungsi Albania dan Kosovo.
2000 :
Pada bulan
Oktober, Milosevic mundur setelag Vojislav Kostunica menang pemilu. Milosevic
pada bulan Juni 2001 diserahkan kepada Pengadilan Internasional untuk Bekas
Yugoslavia.
2002 :
Pada bulan
Maret, pemerintah Sebia dan Montenegro sepakat untuk membuat uni yang lebih
bebas.
2003 :
Pada tanggal 4
Februari, Republik Federal Yugoslavia dibentuk ulang sehingga menjadi negara
Uni Negara Serbia dan Montenegro. Dengan ini berakhirlah perjalanan panjang
negara Yugoslavia.
Negara-negara
pecahan Yugoslavia :
1. Slovenia
2. Kroasia
3.
Bosnia-Herzegovina
4. Serbia :
Provinsi Vojvodina dan Kosovo
5. Montenegro
6. Makedonia
Sejarah Inflasi Yugoslavia
Inflasi
terbesar ketiga terjadi di Yugoslavia (Republika Srpska) pada April 1992 hingga
Januari 1994 dengan tingkat inflasi harian mencapai 65%. Kondisi ini membuat
harga berubah dua kali lipat setiap 34 jam. Jatuhnya Uni Soviet menyebabkan
peran internasional menurun kepada Yugoslavia, mantan pemain geopolitik utama
yang menghubungkan Timur dan Barat dan Partai Komunis yang berkuasa, akhirnya
datang dibawah tekanan yang sama seperti Soviet lakukan.
Hal yang menyebabkan pecahnya
Yugoslavia menjadi beberapa negara etnis dan perang. Dalam proses ini,
perdangangan antara wilaya-wilayah bekas Yugoslavia ikut runtuh, demikian pula
output industri. Pada saat yang sama, internasional melakukan embargo terhadap
ekspor Yugoslavia dan kian mengahncurkan negara ini.
Cara Mengatasi Inflasi
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan
pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang
berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku
bunga dan kredit.
Kebijakan moneter biasanya leboih
efektif untuk mengatasi masalah inflasi daripada untuk mendorong ekspansi
kegiatan ekonomi pada jangka pendek. Hal tersebut disebabkan inflaso dapat
diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan
jumlah uang beredar.
Instrumen-instrumen yang biasa
digunakan dalam kebijakan moneter melalui Bank Sentral untuk menanggulangi atau
mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut :
1. Operasi
Pasar Terbuka atau Open Market Operation
Operasi pasar terbuka adalah usaha atau tindakan-tindakan
untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual
surat-surat berharga milik negara. Kegiatan penjualan surat berharga ini akan
mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar di masyarakat
akan berkurang dan kenaikan harga-harga pun dapat ditekan.
2. Kebijakan
Tingkat Suku Bunga Diskonto atau Discount Rate Policy
Kebijakan tingkat suku bunga diskonto adalah tindakan
Bank Sentral dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar
oleh bank umum atas dana pinjaman dari Bank Sentral. Kenaikan suku bunga
diskonto akan menyebabkan naik suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga
kredit investasi yang diberikan akan turun. Turunyya kredit investasi berakibat
pula pada menurunnya pendapatan nasional, dan berpengaruh terhadap turunyya
permintaan agregat yang pada akhirnya harga-harga barang pun akan turun.
3. Kebijakan
Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Policy
Kebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan Bank
Sentral dalam menetapkan cadangan wajib bagi Bank umum di Bank Sentral. Jika
cadangan wajib yang dikenakan oleh Bank Sentral tinggi, jumlah pasokan uang
akan turun, selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit
sehingga harga-harga pun berkurang.
4. Kebikan
Kredit Selektif
Kebijaka kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank
umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat) dengan memperhatikan
unsur character, collateral, capital, capacity dan condition of economy.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran
pemerintah dan perpajakan yang secara langsung memengaruhi permintaan total dan
memengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.
Kebijakan fiskan seperti pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak
akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
Kebijakan fiskal dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan
penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit
usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan mengenakan
jenis-jenis pajak baru.
2. Mengurangi
pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda atau menghapuskan pengeluaran yang
bukan prioritas.
3. Mengadakan
pinjama pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran yang dilakukan pada masyarakat
dan mengembalikannya dikemudia hari, misalnya dalam bentuk pensiun.
Sumber :
http://id.Wikipedia.org/wiki/Sejarah_Yugoslavia
http://raravera.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-dan-inflasi-yugoslavia.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar